Siantar|BeritaPekerja.com – Demi membantu kemajuan perekonomian masyarakat lokal kota Siantar ke arah yang lebih baik, Fernando Simanjuntak bakal calon Walikota Siantar memberikan beberapa pandangan dalam memajukan kota Siantar dari aspek ekonomi wisata (Ekowisata).
Ekowisata dapat diartikan sebagai perjalanan oleh seorang turis ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah dan budaya di suatu daerah, di mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam. Para pelaku dan pakar di bidang ekowisata sepakat untuk menekankan bahwa pola ekowisata sebaiknya meminimalkan dampak yang negatif terhadap linkungan dan budaya setempat dan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat setempat dan nilai konservasi.
Saat ditemui di kediamannya Jalan Farel Pasaribu, Gang Jambu Bol, Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Siantar Marihat, Sabtu (14/3/2016). Fernando Balon Walikota Pematangsiantar ini memberikan opini berdasarkan pandangan-pandangan sesuai dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang di milikinya selama ini.
Fernando menjelaskan bahwa sudah saatnya Siantar menjadi kota yang mandiri dalam bidang ekowisata, karena potensi Siantar yang di kenal sebagai kota budaya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara bila peluang ini dapat di manfaatkan dengan benar.
Dalam hal penerapannya Fernando memiliki cara tersendiri untuk melakukan pengembangan ekowisata tersebut jika nantinya ia terpilih sebagai Walikota Pematangsiantar. “Di setiap pintu gerbang masuk dan keluar kota bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk beristirahat sejenak bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke kota ini, karena sudah lelah menempuh perjalanan selama beberapa jam. Di lokasi tersebut kita bisa mengakomodir para masyarakat pedagang yang ada di kota Siantar untuk menjejerkan barang daganganya berupa kuliner sehingga akan menarik minat para wisatawan untuk menikmatin makanan dan minuman yang di sajikan di depan pintu gerbang masuk dan keluar, sehingga ekonomi pedagang lokal dapat terdongkrak.” ujar Fernando.
Di pinggiran kota bisa juga dimanfaatkan juga oleh para pedagang untuk mengenalkan kota siantar sebagai kota yang kaya akan budaya, sehingga dengan adanya citra yang melekat akan budaya di kota Siantar maka para pedagang mampu untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan menjual pernak-pernik berupa accesories yang bertuliskan “Kota Budaya Siantar”. Dan jika simbol itu telah melekat dengan kota ini maka masyarakat pedagang akan bisa meraup keuntungan yang berlipat dari yang sebelumnya dengan menjual barang dagangannya tersebut. “Kalau melekat nanti citra Siantar sebagai kota budaya kayu-kayu busuk sekalipun laku di jual”. tandasnya.
Penulis : Hanz