Siantar | BeritaPekerja.com – Kini hatiku diselimuti perasaan bersalah. Pedih kini menikam di dalam hatiku. Aku kini merasa bagaikan tengah berada di dalam kegelapan. Sedih yang selama ini dirasakannya tak bisa kubaca.
Harusnya aku menanyakannya baik-baik perihal semua ini. Aku malah menekankan di hatiku bahwa kamu ingin menghancurkan hidupku dengan adanya kesialan-kesialan yg sering kuhadapi. Maafkan aku, selama ini aku telah diracuni perasaan curiga yang sebenarnya lahir dari keegoisanku semata.
Kini aku akui aku telah bersalah padamu, andai kamu dapat mendengarku, maukah kau memaafkanku? Seandainya kamu memaafkanku.. Aku akan tetap merasa tak pantas untuk menatap wajahmu.
Dalam sekejap muncul ribuan pertanyaan di dalam jiwaku. Seandainya tadi aku bisa merundingkannya dengan baik-baik dan tidak memakai emosi pasti semuanya kan baik-baik saja.
Bagiku kau wanita tegar yang pernah ku kenal, Bagiku kau tetap pelangi yang bersinar di setiap kesedihan Bagiku kau mujizat TUHAN yang paling tabah. Betapa menyesalnya aku kini. Aku sudah terlanjur kasar kepadamu.
Aku tak menyangka semua ini akan terjadi. Tapi semenjak hari ini aku pun mendapat pelajaran penting. Perbuatan kasarku ini membuatku sadar akan sesuatu. Terkadang apa yang kita nilai salah dari pasangan kita belum tentu harus di salahkan semata-mata ingin mengadilinya, seakan-akan kita manusia bersih yang tidak pernah melakukan kesalahan.
Namun kita harus bisa mengusai diri dimana kita harus mengupgrade semua sikap kita yang kita anggap benar padahal masih salah. Jadi, bagaimana pun yang terjadi padamu. Aku mohon nilailah secara positif
Di kutip dari salah seorang lelaki yang bertempat tinggal di Pematangsiantar yang tidak mau di sebutkan namanya.
Editor : Charles Butar-Butar