Beritapekerja.com – Prancis – Usulan reformasi ketenagakerjaan oleh pemerintah ternyata berbuntut aksi mogok nasional para buruh di Prancis, sejak Kamis (26/05/2016). Dalam aksi unjuk rasa itu, puluhan ribu buruh dari serikat buruh nasional Prancis, CGT (Confédération Général du Travail) tersebut juga melakukan pemboikotan terhadap tangki-tangki minyak, termasuk salah satu terminal minyak utama di kota pelabuhan Le Havre, sehingga menyebabkan krisis bahan bakar minyak untuk kendaraan terjadi serentak di hampir seluruh wilayah Prancis.
Para buruh tersebut menuntut reformasi buruh dengan melakukan pengkajian ulang pada Undang-Undang Tenaga Kerja, yang dikenal dengan sebutan ‘La Loi EL-Khomri’ hasil dari Menteri Tenaga Kerja Prancis Myriam El Khomri. Dalam aksinya, mereka melakukan pawai dan menyerukan slogan-slogan anti pemerintah. Para buruh juga meminta pemerintah agar mengubah rancangan undang-undang tenaga kerja tersebut, karena akan mempermudah pengusaha untuk merekrut dan memecat buruh, serta melemahkan serikat-serikat buruh.
Puluhan ribu buruh itu sendiri berasal dari berbagai sektor industri, di antaranya pekerja dari 19 pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), serta karyawan pengelola minyak dan jaringan kereta api untuk menentang pemerintah. Akibatnya, 11 dari 58 PLTN di Prancis, termasuk PLTN Gravelines yang terbesar di Eropa Barat, juga harus mengalami pemadaman yang tak direncanakan, saat buruh melakukan aksi mogok. Selain itu, tuntutan mereka juga termasuk penutupan kilang minyak oleh pemerintah dan menyiapkan cadangan bahan bakar strategis.
Sementara itu, pemboikotan tangki-tangki minyak yang dilakukan para buruh berdampak terhadap hampir semua transportasi di Prancis, karena minim bahan bakar. Salah satunya, antrian panjang terjadi di Bandara Marseille saat para penumpang menunggu bus menuju stasiun kereta di pusat kota. Berdasarkan informasi yang dilansir laman situs serikat pekerja Prancis www.cgt.fr, aksi mogok kerja serentak ini akan berlanjut terus dan tidak akan ada kompromi, hingga pemerintah Prancis bersedia mempertimbangkan permintaan mereka.
Sejauh ini, setidaknya sekitar 77 orang buruh telah ditahan oleh pihak kepolisian Prancis dalam aksi unjuk rasa tersebut. Para buruh itu ditahan, karena telah merusak properti dan polisi harus menghadapi sejumlah insiden kecil kekerasan yang dilakukan para demonstran.-ditahan.
Solidaritas.net