
Siantar | BeritaPekerja.com – Sekitar 22 Kepala Keluarga (KK) yang berdiam di DAS Toge Jl.Nias, Kec.Siantar Selatan, kota Pematangsiantar digusur oleh Pemko Siantar melalui Satpol PP.
Pantauan media ini keadaan warga korban penggusuran sangat memperihatinkan. Puing-puing bongkaran rumah masih berserakan di lokasi tersebut.
Tampak gubuk sederhana tempat para korban penggusuran untuk berlindung dari teriknya matahari dan hujan, serta tidur saat malam.
Didepan gubuk tersebut tampak sejumlah anak-anak korban penggusuran sedang bermain-main dan tak mengerti apa yang sedang terjadi dengan mereka.
Siang itu ditengah teriknya matahari awak media BeritaPekerja.Com menyambangi lokasi penggusuran tersebut sekitar pukul 10.00 wib, Selasa (31/05/2016)
Perabot rusak dan kayu-kayu bekas akibat pembokaran tersebut masih berserakan, jemuran bergantungan dan beberapa orang ibu sedang mencuci pakaian di aliran sungai tak jauh dari lokasi pembongkaran.
Awak media BeritaPekerja.Com menemui salah seorang ibu korban penggusuran yang sedang memasak di sebuah gubuk penampungan,di ketahui masakan tersebut untuk para korban penggusuran.
Ia mengatakan bahwa mereka menyadari bahwa bermukim di daerah pinggir kali bukanlah pilihan, namun ketidakmampuan ekonomi membuat mereka tinggal disana.
”Kami tidak tahu harus mengadu kemana lagi, kami sekarang sudah tidak punya tempat tinggal,”ujarnya.
Pemerintah Kota Siantar seharusnya tempat mengadu, ternyata membongkar rumah, kami tanpa rasa kasihan melihat kondisi kami,” katanya.
“kami perlu bantuan bang kami sekarang tidak punya tempat untuk tinggal,”ujarnya.
Ditempat terpisah H. Adnan Nur mantan Anggota DPRD Siantar saat di emui media ini mengatakan,” Pemko Pematangsiantar diminta tidak main gusur dengan cara seperti ini , berikanlah solusi, sebab negara ada untuk melindungi rakyat.
Pemko Siantar jangan selalu beralasan demi penegakan perda, namun lupa tujuan bernegara,” ujarnya.
Penulis: Petrus