NewsSiantar SimalungunSosial Masyarakat

Kebijakan Walikota Siantar Hefriansyah Belum Sentuh Masyarakat Bawah

BeritaPekerja.com | Siantar – Kepemimpinan Walikota Siantar Hefriansyah kembali menuai kritik. Sebab hingga kini kebijakannya selama memimpin belum menyentuh dan bermanfaat bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Ironisnya kota Pematangsiantar sebagai kota perdagangan dan jasa ini, sebagian besar masyarakatnya kelas menengah ke bawah yang butuh sentuhan dan dukungan pemerintah kota.

Kali ini datang dari dosen salah satu universitas swasta di kota Siantar yang juga seorang praktisi hukum Drs.Kolahman Saragih,SH MH saat dimintai tanggapannya terkait kebijakan Walikota Siantar yang belum menyentuh dan bermanfaat bagi masyarakat kelas menengah ke bawah di kota Pematangsiantar pada senin,(23/10) lalu.

Kolahman mengatakan bahwa kebijakan Hefriansyah tidak akan mungkin bisa memenuhi apa yang diharapkan oleh masyarakat Siantar. Karena kepemimpinan Hefriansyah di Siantar hanya karena kebetulan saja, juga tidak mempunyai hubungan emosional dan juga tidak memahami sejarah masyarakat kota Siantar ini,”terangnya.

“Jadi jika pemimpin tidak memiliki hubungan emosional dan memahami sejarah kotanya lantas menjadi pemimpin tidak akan mungkin bisa memberi apa yang diharapkan masyarakatnya. Kehadiran Hefriansyah hanya kebetulan saja, sehingga tidak mempunyai tanggung jawab moral dalam memajukan masyarakat kota Siantar ini”katanya.

Kolahman lebih lanjut menjelaskan seorang yang datang karena hanya kebetulan, kita jangan berharap banyak, karena tidak mempunyai konsep dan tidak memahami sejarah daerahnya apalagi untuk membangun ekonomi kerakyatan bagi masyarakatnya.

“Salah satu contoh bisa kita lihat terkait kebijakan “penertiban” pedagang kaki lima akhir-akhir ini. Seharusnya pedagang kaki lima harus lebih teratur, sejahtera dan nyaman. Dalam hal ini Hefriansyah tidak mampu memberi solusi bagaimana cara mengorganisir para pedagang hingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat kota Siantar ini.

“kalau ada kebijakan untuk “penertiban” seharusnya pedagang kaki lima di tempatkan lah  di tempat yang lebih baik, jangan hanya main gusur saja, disini moralitas kekuasan serta kearifan pemimpin harus dilakukan,”tambahnya.

Jadi intinya jika pemimpinnya yang tidak memahami sejarah daerahnya dan tidak memiliki ikatan emosional jangan berharap masyarakat kota Siantar ini bisa menjadi maju dan lebih baik lagi,”ujarnya mengakhiri. (Penulis:Thony, Editor: Agus)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button