
Medan – Pilgub Sumut 2018 semakin dekat. Masa pendaftaran untuk calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut sudah dimulai. Sejauh ini, baru pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Ijeck) yang mendaftar ke KPU Sumut.
Pasangan Edy-Ijeck didukung 6 partai politik, yaitu Golkar, Gerindra, Hanura, PKS, PAN, dan NasDem. Kemudian muncul pasangan lainnya, JR Saragih-Ance. Pasangan yang ditentukan di ‘last minutes’ ini didukung Partai Demokrat, PKB, dan PKPI. Mereka memiliki syarat yang cukup untuk maju di Pilgub Sumut.
Selain itu, PDIP, yang memiliki 16 kursi, mengusung Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus. Namun pasangan ini belum dipastikan mendapat tiket pilgub. Pasalnya, PDIP harus mencari dukungan 4 kursi lagi. Mau tak mau, PDIP harus ‘merayu’ PPP untuk diajak berkoalisi agar genap menjadi 20 kursi, yang menjadi syarat untuk maju.
Untuk memastikan hal tersebut, Djarot sudah bertemu dengan elite DPP PPP. Namun PPP belum memutuskan dukungannya. Muncul pula aspirasi dari pengurus PPP untuk mencalonkan kadernya, yaitu Fadly Nurzal, sebagai bakal cawagub.
Menurut pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Warjio, munculnya aspirasi dari pengurus PPP yang mencalonkan kadernya sebagai bakal cawagub membuat Djarot mengalami dilema.
“Saya kira ini dilema (bagi) Pak Djarot di Pilgub Sumut. PPP punya peran, mereka (PPP) pingin bermain di pilgub,” ujar Warjio saat berbincang dengan detikcom, Selasa (9/1/2018).
Masih menurut Warjio, PDIP harus bergerak cepat untuk ‘melobi’ PPP agar bisa mengusung Djarot di Pilgub Sumut. Sebab, pendaftaran di KPU sudah berlangsung.
“Keputusan tinggal dipilih, apakah memilih Pak Sihar atau Fadly. Tentu ini yang ditunggu masyarakat. Mungkin ada kejutan yang menarik,” jelasny
Dengan munculnya nama Djarot dan Fadly Nurzal, kata Warjio, hal ini mencerminkan pengaruh pusat terhadap daerah cukup kuat.
“Saya kira yang akan bersaing nantinya, kalau dari kekuatan partai, Pak Edy akan bersaing dengan Djarot. Kalau JR Saragih boleh dikatakan kuda hitam yang akan mempengaruhi suara Djarot,” terangnya.
“Kita berharap pilkada nantinya berkualitas. Pilihan masyarakat ingin adanya perubahan. Proses politik nantinya juga diharap berjalan dengan baik,” tukas Warjio.
(tor/tor)
Sumber: detiknews