ANTARA, CNN Indonesia, BeritaPekerja.Com -Sebanyak 86 anak-anak di Kabupaten Asmat dirawat campak dan gizi buruk, 67 lainnya meninggal dunia. Status kejadian luar biasa sudah ditetapkan dalam peristiwa ini. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/kye/18).
Ditargetkan, pemberikan vaksin campak di Kabupaten Asmat bisa selesai tahun ini. Pemerintah bertekad menangani kasus di Asmat ini secara terpadu. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/ama/18
Foto kolase profil anak-anak asal Distrik Jetsy, Kabupaten Asmat, Papua, Rabu (24/1). Kondisi fisik anak-anak tersebut kurus dan perut buncit karena mengidap penyakit malaria, campak dan gizi buruk. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/ama/18
Saat ini tercatat sudah 1.465 anak di Kabupaten Asmat telah diberi vaksin campak di 13 kampung. Selain vaksin vitaimin A dan makanan tambahan juga diberikan. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/ama/18)
arak antarpuskesmas sangat jauh. Selain itu, di setiap puskesmas, belum tentu ada dokter yang bertugas sehingga penanganan kesehatan dinilai lamban.(ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/kye/18)
Bantuan terus didatangkan, baik bantuan obat-obatan, asupan makanan bergizi, serta tenaga medis. Warga juga diimbau memeriksakan kesehatan anaknya pada petugas yang datang. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/kye/18
Sempat ada tawaran relokasi warga sebagai solusi dari Presiden Joko Widodo. Namun tawaran ini dinilai bukan solusi karena akan menyulitkan warga jika harus pindah ke lingkungan baru. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/ama/18)
Keuskupan setempat juga membantu warga. Tampak Warga mengantre pembagian bantuan kemanusian di Distrik Jetsy, Kabupaten Asmat, yang dikoordinir oleh tim Keuskupan Agats. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/ama/18)
Bantuan bukan hanya datang dari Pemerintah Provinsi Papua, namun juga dari pemerintah pusat. Personel TNI dan Polri juga diturunkan untuk membantu penanganan wabah campak dan gizi buruk ini. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/kye/18)
Personil Polri dan TNI diturunkan ke pedalaman Asmat untuk memeriksa kesehatan warga,bantuan obat -obatan,vaksin serta makanan juga di bawa (ANTARA FOTO/M.Agung Rajasa/ama/18)