BeritaPekerja.Com | Jakarta – Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Rusdi Kirana mengkonfirmasi terduga pembunuh TKI legal bernama Santi Restauli Simbolon (25) sudah ditangkap dan ditahan oleh pihak Kepolisian Malaysia. Terduga pelaku adalah warga negara Nepal.
“Untuk motif pembunuhan kemungkinan karena cemburu,” kata Rusdi kepada Tempo di sela-sela peresmian Comunity Learning Center atau CLC di Miri, Serawak, Malaysia, Jumat 16 Maret 2018.
Menurut Rusdi detail identitas terduga pelaku belum bisa dipublikasi pihaknya. Sedangkan pemerintah Nepal belum memberi reaksi dugaan keterlibatan warganya dalam kasus pembunuhan terhadap Santi TKI asal Medan Sumatera Utara.
Rusdi berharap terduga pelaku bisa mendapat hukuman seperti aturan yang berlaku di Malaysia yakni untuk kasus pembunuhan maka ancamannya adalah mati.
Santi 25 Tahun ditemukan tak bernyawa dalam sebuah lemari pakaian di rumah sewaan kekasihnya. Kematiannya terendus ketika teman-temannya sekamar mendobrak pintu ruangan yang terkunci karena mencium bau busuk yang sangat menyengat.
Mengutif dari Malaysia Insight pada 15 Maret 2018 kemungkinan telah meninggal dunia empat hari sebelum ditemukan. Jasad Santi telah diserahkan kepada keluarganya di Indonesia.
Ternyata Sinta Restauli Simbolon berencana menikah 3 bulan lagi.
Jasad Santi ditemukan sudah berbau busuk di dalam lemari di rusun Green Garden blok B, Paya Terubong, George Town, Malaysia (13/03/2018).
Pejabat dari Kementerian Luar Negeri mengantarkan jenasah Santi sampai ke Bandara Internasional Kuala Namu di Medan, Sumatera Utara.
Jenasah kemudian diserahkan pada pihak keluarga dengan disaksikan oleh perwakilan dari Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
Jenasah berusia 25 tahun asal Desa Naga Kisar, Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara oleh keluarga kemudian dimakamkan.
Dari pihak keluarga terungkap kalau Santi Restauli Simbolon akan menikah tiga bulan lagi.
“Rencananya dia mau pulang bulan 5 dan bulan 6 mau menikah karena memang sudah bertunangan.Tunangannya kemaren datang juga ke sini, orang Rantau Parapat,” ujar Tiurmaida Sihombing.
Santi Restauli Simbolon merupakan anak ke 5 dari 9 bersaudara dan diakui orang tuanya sebagai sosok yang baik.
“Sering kirim uang juga dia sama adiknya. Dia juga mau membantu untuk memperbaiki rumah, sudah 5 tahun dia bekerja di Malaysia,” kata Nurmaida.
Tiurmaida mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan anak gadisnya sekitar 10 hari yang lalu sebelum kabar kematiannya.
Hari Rabu pagilah aku dihubungi pertama kali, saat itu aku lagi di sawah gak atau aku siapa yang menelepon. Dibilangnya samaku benar ibu orang tuanya Santi Restauli. Ia benar ku bilang gitulah.
Dibilang siapa yang dekat sama ibu, ku bilang gak ada karena memang gak ada, Dibilangnya gak bisa kasih ke orang lain dulu. Aku disitu langsung berpikir kenapa anakku rupanya. Itulah langsung pulang aku menjerit-jerit,”kata Tiurmaida Sihombing . (Tempo)