
BeritaPekerja.Com – Tim Polda Sumatera Selatan (Sumsel) serta jajaran Satreskrim Polres Empat Lawang kini telah memburu para pelaku penembakan terhadap tim sukses (timses) pasangan calon (paslon) Bupati nomor urut 2 (Joncik Muhammad-Yulius), yang menyebabkan satu orang tewas.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara meminta kepada tim paslon nomor urut 1 (David Hardiyanto-H Eduar Kohar) untuk tidak melindungi pelaku penembakan. Dengan demikian, para pelaku bisa mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.
“Menyerahkan diri, atau saya cari sampai liang kubur. Kalau tidak tertangkap sekarang, bisa berikutnya. Akan tetap terus saya kejar,” kata Zulkarnain, Rabu (13/6/2018).
Menurut dia, pemicu bentrok antara dua kubu timses ini dikarenakan adanya indikasi tidak netral para penyelenggara pemilu di Kabupaten Empat Lawang.
Untuk sementara, polisi telah meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumsel untuk mengambil alih penyelenggaraan Pilkada di Empat Lawang.
Pengambilalihan tersebut dilakukan jika memang ditemukan indikasi keberpihakan KPU Empat Lawang serta Panwas setempat terhadap salah satu pasangan calon.
“Saya sudah sampaikan ke Bawaslu Provinsi, kalau betul, memang betul tidak netral tolong ambil alih saja oleh Bawaslu Provinsi. Mereka (KPU Empat Lawang dan Panwas) dinonaktifkan, Ini penting, ini salah satu pemicu menurut saya,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua kubu timses pasangan calon Bupati Empat Lawang terlibat bentrok di Desa Padang Tepong, Kecamatan Ulu Musi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan pada Selasa (12/6/2018) sore.
Satu pendukung dari paslon nomor urut 2 bernama Beni tewas di tempat usai mengalami luka tembak di bagian wajah.
Sementara tiga orang lainnya yang juga dari pendukung paslon nomor urut 2 dilarikan ke rumah sakit karena terkena tembakan pada kaki dan tangan. Suasana pasca bentrok di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, terhadap penyerangan salah satu timses paslon Bupati.| Istimewa/Kompas.com.
Berikut Kronologinya
Massa pendukung pasangan calon bupati Empat Lawang David Hardiyanto-Eduar Kohar dan Joncik Muhammad-Yulius bentrok hingga membuat satu orang meninggal akibat terkena tembakan. Korban tewas bernama Beni. Ia merupakan tim sukses paslon nomor urut 2.
Tak hanya Beni, tiga orang rekannya lainnya dikabarkan kritis akibat luka tembakan di bagian kaki dan tangan akibat penyerangan massa calon nomor urut 1. Peristiwa berdarah itu membuat situasi politik di Kabupaten Empat Lawang kian tak kondusif. Warga pun khawatir terjadi serangan balik.
Dikutip dari Kompas.com, peristiwa bermula saat paslon nomor urut 1 akan berkampanye di Desa Simpang Perigi, Kecamatan Ulu Musi, Selasa (12/6/2018). Sekitar pukul 16.00 WIB, pendukung paslon nomor 1 terhenti di Desa Padang Tepong lantaran mendapat informasi mereka akan dihadang massa paslon nomor urut 2.
Saat dihadang itulah, kedua kubu pendukung semakin memanas. Beberapa orang dari massa pendukung nomor 1 akhirnya melepaskan tembakan ke arah rivalnya.Tembakan itu langsung membuat Beni tersungkur dan tewas di tempat.
Melihat rekan mereka terjatuh, massa mencoba memberikan pertolongan dengan membawa tiga teman mereka ke rumah sakit di Bengkulu karena berada dekat dari lokasi kejadian. Kericuhan Pilkada di Empat Lawang pun bukan kali ini terjadi.
Deklarasi damai yang digelar KPU beberapa waktu lalu juga menjadi panas akibat massa dari dua paslon saling hujat. Paslon nomor 2 Joncik harus dilarikan ke rumah sakit akibat terkena lemparan gelas.
Dari kericuhan tersebut, Zulkarnain sempat memanggil dua pasangan calon untuk berdiskusi dan menahan pendukung mereka agar pilkada berlangsung damai. “Kami sudah berniat baik. Sebenarnya sudah pernah ketemu saya (dua paslon) sudah damai-damai saja,” tuturnya.
“Saya ambil langkah itu (menemukan mereka) karena ini rivalitas di tahun 2013, artinya potensi konflik akan terjadi. Karena itu kami ambil langkah pertemuan, nasihati, dan mereka menjanjikan siap untuk menang, siap untuk kalah. Tapi rambut sama hitam, akhirnya terjadi lagi,” ujar Zulkarnain. Zulkarnain mengaku prihatin karena para calon tak bisa mengontrol anggota mereka di lapangan.
Peringatan keras diberikan jenderal bintang dua ini, dengan meminta para tersangka yang diduga berasal dari nomor urut 1 untuk menyerahkan diri dan bertanggung jawab.
“Saya perintahkan kapolres untuk menghubungi dua paslon agar pelakunya menyerahkan diri saja. Kalau tidak, saya cari sampai liang kubur pun akan tetap saya kejar,” tegasnya.
Sumber: tribun-medan.com