BeritaPekerja.com | Siantar – Peristiwa gerakan etnis Simalungun yang saat ini telah melakukan beberapa kali aksi turun kejalan, menyuarakan pemakzulan terhadap Walikota Pematangsiantar, patut kita apresiasi. Namun perlu juga kita perhatikan keutuhan kota ini, supaya jangan menjadi catatan sejarah yang buruk kedepannya, kota yang tolerans berujung pada kota rasisme juga.
Kita tidak melarang atau keberatan dengan adanya peran kontrol sosial yang dilakukan oleh beberapa pihak, tetapi keutuhan kota ini juga harus menjadi prioritas yang paling penting.
Sebaiknya juga langkah-langkah kekuatan hukum tetap dilakukan terlebih dahulu, sehingga bukan unyuk-unyuk DPRD buat pansus, dan terkesan hanya di desak massa.
Kita akan dukung penuh jika persoalan yang diusung adalah tentang kasus KKN dari Walikota, namun jika tentang kasus kesalahpahaman komunikasi sebaiknya diselesaikan dengan komunikasi.
Oleh karena itu saya menyarankan kepada pihak Walikota dan sahabat etnis Simalungun duduk bersama agar kota ini kembali bersih dari issu rasisme.
Marilah kita gunakan pendekatan persuasif agar kota ini lebih baik. Alanglah lebih baik jika duduk bersama bukan dalam keadaan bertikai tetapi dalam posisi membicarakan pembangunan di kota Siantar.
Penulis : Fawer Full Fander Sihite (Mantan Ketua GMKI Pematangsiantar)