BeritaPekerja.com | Medan – Kekerasan terhadap pembantu rumah tangga (PRT) kembali terjadi di Medan, Sumatera Utara. Adelina Naibabu (31), warga asal Desa Banai, Kecamatan Kevamanano, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tak kuasa menahan siksaan dari sang majikan.
Delapan bulan bekerja dirumah majikannya yang bernama Makara, Adelina mengaku dipukul secara terus menerus. Serangkaian penyiksaan yang dialami Adelina membuatnya tidak betah dan ingin pulang ke kampung halaman. Hingga ia akhirnya memutuskan kabur dari rumah sang majikan.
Dengan membawa barang-barang seadanya menggunakan kantongan plastik, Adelina melarikan diri dengan berjalan kaki. Ia mengaku, tidak tahu persis lokasi tempatnya bekerja. Saat melarikan diri, Adelina berhenti di Polsek Pancurbatu sekitar pukul 20.00 WIB, Jumat (11/8/2018).
Ia pun menceritakan penyiksaan yang dialaminya kepada polisi, namun karena tubuhnya melemah akibat pemukulan dari majikan, polisi memutuskan membawanya ke RS Pirngadi.
Dilansir dari Tribun Medan, Adelina kini dirawat di ruang observasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Pirngadi. Ia terbaring lemah. Sekujur tubuhnya terdapat bekas luka-luka yang sudah mengering.
Pada bagian lengannya tampak membengkak serta lehernya terdapat luka seperti tusukan. Dari penuturan Adelina sang majikan dan dua anaknya kerap menyiksanya tanpa henti.
“Dua anaknya ikut memukul saya, anaknya memang preman, leher saya dicucuk pakai kayu sehingga luka-luka begini. Saya sudah enggak tahan,” ujarnya.
Hingga saat ini, Adelina masih terbaring lemah. Sering kali ia mengerang kesakitan dan keselulitan menggerakkan tubuhnya.
Sebelumnya, Adelina ditemukan dengan kondisi yang sangat menyedihkan. Korban ditemukan oleh warga di pinggir jalan di Desa Durin Tonggal Dusun 4 Tebing Ganjang, Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang, Kamis (9/8/2018) sekitar pukul 15.30 WIB kemarin.
Saat ditanya, korban mengaku kabur dari rumah majikannya karena tidak tahan mendapat siksaan yang dilakukan istri dan anak majikannya.
Sebagian tubuh korban juga terdapat bekas tanda kekerasan fisik. Salah satunya di bagian leher bekas tusukan benda tajam. Kasus kekerasan terhadap pembantu rumah tangga asal Kupang ini sudah diaporkan ke Polsek Pancur Batu.
Kapolsek Pancur Batu Kompol Faidir Chaniago saat di konfirmasi mengatakan sudah menerima laporan tersebut.
“Korban pagi ini akan kita jemput dan akan kita bawa ke puskesmas untuk mendapat perawatan medis,” kata Faidir, Jumat (10/8/2018). “Karena kondisinya sangat menyedihkan dan memprihatinkan,” sambungnya.
Dari hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan personel, korban masih dalam kondisi trauma dan belum bisa banyak ditanyai. Korban juga masih bingung dan tidak tahu apakah dia disiksa di rumah majikan atau di penampungan.
Karena menurut korban di rumah tersebut ramai orang, dan yang diingatnya mereka berbicara menggunakan bahasa Indonesia.
“Korban mengaku berada di Medan sudah delapan bulan,” katanya. Terkait dugaan penyiksaan yang dialami korban, Faidil menyebut bahwa korban disiksa bukan di wilayah hukum Polsek Pancur Batu.
“Korban ditemukan di wilayah hukum Polsek Pancur Batu. Tapi kemungkinan penyiksaan yang dialaminya bukan di sini,” pungkas Faidir. Sumber: (Tribun-Medan)