Korban pertama kali ditemukan oleh Relum Sagala, yang akan mengalirkan air irigasi ke kolamnya dan mendapati tubuh korban sudah terapung.
“Saat akan mengalirkan air ke kolam saya terkejut melihat ada tubuh manusia terapung di saluran irigasi. Kemudian saya laporkan kepada kepala dusun,”ujar Relum.
Salah seorang polisi di lokasi kejadian mengatakan, melihat kondisi korban dengan luka di beberapa bagian tubuhnya, diduga sebelumnya korban dianiaya dan setelah tewas dibuang ke saluran irigasi.
Kapolsek Bangun, AKP Putra Jani Purba, menambahkan, polisi masih menyelidiki penyebab kematian korban dengan membawa jasad korban ke instalasi jenazah RSUD Djasamen Saragih Pematang Siantar.
“Polisi masih menyelidiki penyebab kematian korban dengan memintai keterangan sejumlah saksi serta mengumpulkan petunjuk dari rumah korban,” sebut Putra.
Sebelumnya, korban sempat dilaporkan hilang karena sudah dua hari tidak pulang ke rumahnya.
Terakhir korban masih sempat pergi ke Kota Pematang Siantar bersama teman prianya berinisial SRS, seorang pegawai honor Satpol PP Pemkab Simalungun pada Kamis (20/12/2018).
Keesokan harinya, Jumat (21/12/2018), rekan sejawat korban, Wiwit Sipayung meminta SRS untuk memeriksa kondisi korban ke rumahnya karena hingga pukul 10.00 WIB korban belum masuk kerja.
Dua hari dinyatakan hilang korban ditemukan warga telah tewas di saluran irigasi. (*)