BeritaPekerja.com | SIMALUNGUN – Puluhan Buruh Harian Lepas (BHL) dari Afdeling I-IV Perkebunan PTPN IV Balimbingan, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun melakukan aksi protes dihalaman Kantor Perkebunan PTPN IV Balimbingan, Rabu (26/12/2018) sekira pukul 08.00 wib.
Kehadiran para BHL yang bekerja memuat dan memanen sawit ini mempertanyakan status mereka yang telah bekerja selama 4-10 tahun.
Diketahui setahun para pekerja BHL ini menantikan pengumuman hasil ujian seleksi. Namun hingga kini tak ada informasi apapun dari pihak perusahaan.
Belakangan diketahui pekerja yang bekerja selama 1 atau 2 tahun telah melakukan seleksi lanjutan.
“kami menduga Perkebunan PTPN IV Balimbingan berlaku tidak adil karena pekerja yang mengabdi setahun sampai dua tahun sudah seleksi lanjutan dan pemeriksaan kesehatan. Hal ini kami rasa tidak adil” ujar pekerja.
Ditemui awak media ini dilokasi puluhan pekerja BHL tampak berkumpul dan berdialog dengan manager.
Seperti pengakuan seorang pekerja bernama RS (31) yang bekerja di lokasi Afdeling IV dan sudah bekerja selama 10 tahun. RS telah mengaku telah berulangkali memasukkan berkas lamaran ke perusahaan, namun sampai saat ini tidak mendapatkan informasi apapun dari pihak perkebunan.
“Ini tidak adil, aku sudah mati-matian bekerja siang dan malam, hingga kesulitan ekonomi di perkebunan ini namun kami tetap bertahan dan kami tetap bekerja disini.
Kami mengharapkan keadilan, kami kerja disini nggak tau siang dan malam, sampai-sampai sesulit apapun ekonomi diperusahaan ini kami tetap bertahan demi ingin menjadi karyawan tetap,” ungkap RS kepada media
Sebelumnya Sabtu (22/12/2018) asisten Afdeling I, II, III dan IV telah memberitahukan kepada sekitar 70 orang pekerja BHL yang sudah mengikuti testing.
Namun hanya 15 Pekerja BHL yang akan mengikuti testing lanjutan, dimana mereka diketahui pengabdiannya 1-2 tahun.
Bahkan sudah mengikuti testing lanjutan dan pemeriksaan kesehatan di RS Laras, Serbelawan, Kabupaten Simalungun.
“Apa tidak tersayat hati ini, aku bekerja seperti rodi, dan aku pernah sakit selama satu bulan, pihak perusahaan tidak pernah membantu. Gaji juga tak pernah diberikan tepat waktu, bahkan mau sampai 2 bulan.
Ini perlu aku sampaikan biar semua tau, bahkan Presiden Jokowi semoga juga tau,” ujar RS.
Dalam pengakuan RS sehari mereka bekerja rata-rata 2 trip, 1 trip sebanyak 8 ton, setiap trip gajinya dihitung berdasarkan tonase, 1 ton = Rp12.380. Namun gajinya sering dibayar tidak penuh, pernah sampai 3 bulan tidak dibayar.
MR (22) salah seorang BHL dilokasi Afdeling IV dan sudah bekerja 4.5 tahun menjelaskan bahwa pekerja memakai sistim kerja dengan slogan JTI (Jujur, Tulus, Ikhlas).
Jenis pekerjaan yang dilakukan para pekerja BHL ini adalah pemanen (menurunkan buah sawit) dan pemuat (mendistribusikan buah sawit).
“Setahun penuh kami bersabar menunggu kepastian. Saya pernah 48 jam kerja, kami juga pernah tidur dipondok seperti orang gila, demi berharap bisa masuk jadi karyawan apapun kami perjuangkan bang” ujar MR
“Kami ingin keputusan manager itu haruslah bijaksana, kalau keputusan sepihak yang dilakukan pihak PTPN dalam waktu 3 atau 4 hari ini kami akan melakukan aksi unjuk rasa dan kami tetap akan berjuang ,” ungkap MR
Manager PTPN IV Balimbingan, Simalungun, Surya Brata saat diwawancara awak media menerangkan, bahwa kehadiran para pekerja BHL ini untuk menyampaikan keluhannya. Selanjutnya keputusannya tetap berada ditangan pejabat yang lebih tinggi.
” Mungkin adan perubahan kebijakan perusahaan, saya tidak pernah menjanjikan apapun kepada mereka tergantung mereka mau ngomong apa. Kami hanya menjalankan proses yang ada dan proses itu sampai saat ini tidak pernah berhenti,” tutur Surya.
Usai mendengar keterangan manager tampak wajah pekerja kecewa bahkan menangis.
“Selama ini saya bersama mereka, saya dapat maklum emosional mereka, pasti saya akan perjuangkan,” tambah Surya
Kalau BHL tidak beraktifitas pasti ada gangguan produksi. Saya meminta untuk tetap bekerja seperti biasa agar produksi tidak terganggu,”ujarnya
“Saya juga akan berjuang sesuai kemampuan saya, namun keputusannya tetap ditangan yang lebih tinggi dari saya,” ujar Surya mengakhiri
Penulis: Agus