BeritaPekerja.com l SIMALUNGUN – Pencopotan kepala sekolah MTSN 2 Siantar, Nurdewi Maharani Damanik pada 28 januari 2019 yang lalu mendapat tanggapan dari aktivis pemuda islam, Ali Yusuf Siregar.
Mantan Sekum Himpunan Mahasiswa Islam cabang Pematangsiantar-Simalungun ini menyesalkan tindakan arogansi Kepala Kantor Kemenag Simalungun Sakoanda Siregar yang menerbitkan SK pencopotan Kepala Sekolah MTSN 2 Siantar yang di jabat oleh ibu Nurdewi Maharani Damanik tanpa pemberitahuan apapun kepada yang bersangkutan.
Hal ini diketahui saat serah terima jabatan kepala sekolah kementerian agama di lingkungan kemenag kabupaten Simalungun yang oleh Kakan Kemenag Simalungun, Sakoanda Siregar secara sepihak mengganti jabatan kepala sekolah MTSN 2 Siantar yang dijabat ibu Nudewi Maharani Damanik dengan orang lain.
Menurut Ali Yusuf Siregar, tindakan yang dilakukan oleh Kepala Kantor Kemenag Simalungun, Sakoanda Siregar ini adalah wujud arogansi dan tindakan semena-mana tanpa mengikuti aturan yang berlaku.
“Pencopotan seseorang dari jabatannya tanpa pemberitahuan adalah sebuah tindakan yang semena-mena. Sebagai seorang pimpinan birokrasi pemerintah seharusnya Sakoanda Siregar mampu memberikan ketauladanan dalam kepemimpinannya.
Sebab citra yang kurang baik yang selama ini melekat pada birokrasi pemerintah jangan semakin di perparah oleh tindakan arogansi pimpinan terlebih bila yang menjadi faktor dari sebuah keputusan yang di ambil adalah karena suka-tidak suka”.
Lanjut Ali Yusuf Siregar, atas kejadian pencopotan Kepala Sekolah MTSN 2 Siantar yang tanpa pemberitahuan ini perlu menjadi bahan evaluasi oleh Kepala Kanwil Kemenag Sumatera Utara untuk mengambil keputusan mencopot Kepala Kemenag Simalungun yang di jabat oleh Sakoanda Siregar karena telah mencoreng institusi Kementerian Agama di Kabupaten Simalungun dengan tindakan yang semena-mena dan terkesan arogan.
“Kepala Kanwil Kemenag Sumatera Utara harus mencopot Sakoanda Siregar dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Kemenag Simalungun karena telah menampilkan kepemimpinan yang arogan dan bertindak semena-mena dilingkungan Kemenag Simalungun.
Dikhawatirkan bila Kanwil Kemenag Sumatera Utara tidak mengambil langkah tegas dalam kejadian ini, besar kemungkinan ttindakan-tindakan arogan seperti ini akan terulang ke banyak kepala sekolah ataupun pegawai di lingkungan Kemenag Simalungun, tutupnya.(*)