BERITAPEKERJA.COM|SIANTAR – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Pematangsiantar-Simalungun bersama Pengurus Nasional Perkumpulan Senior (PNPS) GMKI gelar diskusi publik dengan topik “Kekristenan Pasca Pemilu 2019, Tantangan dan Harapan di Era Revolusi Industri 4.0”. Sabtu, 12/10/2019, di Aula Siantar Hotel, Pematangsiantar.
Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari ketua GMKI Pematangsiantar-Simalungun, May Luther D Sinaga, S.Th. “Pemilu 2019 lalu meninggalkan beban bagi bangsa ini. Pembelahan dan polarisasi tajam atas dasar SARA menjadi momok yang akan terus menghantui perjalanan kebangsaan ke depan,” ucapnya
Menueutnya, hal ini tentu harus diantisipasi dan tangani bersama. Sebab jika tidak maka konflik, perpecahan atau disintegrasi bangsa rasanya merupakan sesuatu yang bisa saja terjadi.
“Kita semua prihatin dan kuatir dengan apa yang terjadi. Karena itu, rekonsiliasi itu penting, paling tidak, agar isu dan situasi yang sama, sebagaimana yang kita alami dalam Pilpres lalu, tidak akan terulang lagi”, tambah Luther.
Turut hadir Perwakilan dari PNPS GMKI Felikson Silitonga, selaku Wakil Sekretaris Jendral PNPS GMKI. “Situasi kebangsaan pasca Pemilu yang carut-marut menjadi tantangan gereja, sekaligus pertaruhan eksistensi gereja. Karena itu, gereja tak boleh diam, ada kebutuhan untuk bersikap dan terlibat. Paling tidak menjadi elemen yang semakin memperkuat ikatan dan kohesi kebangsaan” tutur Felix
Feliks juga menambahkan bahwa penekanannya adalah pada sikap gereja. Bagaimana gereja menyikapi situasi Pasca Pemilu, bisa tetap eksis, berkarya dalam konteks kebangsaan.
Selanjutnya, gereja harus menjalin relasi dan kerjasama dengan elemen kebangsaan lain, baik agama, suku maupun kelompok masyarakat lainnya, Bagaimana gereja menyikapi situasi Pasca Pemilu.
“Tantangan Revolusi Industri 4.0 yang merupakan realitas kekinian yang mempengaruhi keberadaan gereja. Apakah gereja sudah siap? Atau malah gamang menyikapinya? ” tambah Felix
Rekson Silaban, SE (Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan) yang turut hadir sebagai pembicara, mengatakan “pada era revolusi industri 4.0 ini akan banyak terjadi perubahan. Maka, banyak orang akan kehilangan lapangan pekerjaan bila tidak memiliki keterampilan,” ucapnya
Para pembicara lainnya Jeirry Sumampouw (Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePi), dr. Sarmedi Purba (yang juga senior GMKI). Selain senior, beliau juga dikabarkan adalah ketua Perkumpulan Senior yang ada di Pematangsiantar )
Jeirry maupun dr. Sarmeda Purba tidak luput dari pandangan yang sama bahwa Gereja harus ambil bagian atau berperan dalam segala persoalan bangsa. Kemudian harus mampu mengimbangi perkembangan yang terjadi pada revolusi industri 4.0 agar gereja tidak di tinggalkan.
Undangan peserta diskusi lainnya dihadiri berbagai elemen masyarakat dan organisasi kemahasiswaan yang berada di kota Pematangsiantar. (*/ab)