NewsPolitik

JAMAN : Susunan Kabinet Indonesia Maju Mengecewakan Relawan

BERITAPEKERJA.COM|JAKARTA – Ketua Umum Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) A. Iwan Dwi Lakosono kecewa terhadap beberapa nama  tokoh dan profesional yang dipanggil dan dilantik oleh Presiden Joko Widodo untuk Kabinet Indonesia Maju Jokowi jilid II

Sebelumnya, beberapa orang yang jelas prestasinya dan berkeringat serta berdarah-2 tidak diundang ke Istana, sedangkan  Prabowo yang jelas-jelas musuh rivalnya diundang.

Sebagai relawan pada pemenangan  Jokowi sejak Pilgub DKI  2012 hingga Pilpes 2019 kami sangat kecewa. Susunan Kabinet Jokowi Mengecewakan Relawan.

“Sering sekali Bapak Jokowi  bilang di rapat  dengan relawan, periode selanjutnya tanpa beban memilih orang di kabinet.  sudah saatnya  mencari pembantu yang fokus kerja nyata, bukan cari muka. Tapi kami melihat orang-orang yang datang selama dua hari ini justru punya tendensi agenda Pilpres 2024.  Tentu ini menyulitkan bapak sendiri dalam bergerak. Sulit mewujutkan Indonesia maju yang ada justru Indonesia mundur.” kata Iwan.

Menurut  Iwan, selain harus ahli dibidangnya, hanya dua kriteria orang berhak masuk kabinet  yaitu, bagi menteri pertahana (incumbent) adalah orang yang punya prestasi yang jelas dan yang kedua  sebagai pendatang baru harus orang yang benar-benar berkeringat memenangkan Jokowi  di Pilpres demi visi bersama ‘Indonesia Maju’.

Menteri petahana yang jelas-jelas prestasinya seperti  Susi Pujiatusi dan Ignasius Jonanjustru akan disingkarkan. Jelas-jelas mereka pamit.

Ia menjelaskan bahwa capaian Ibu Susi untuk  Perikanan dan kedaulatan Maritim Indonesia luar biasa.

Sama halnya  capaian positif Ignasius Jonan terkait kemandirian Energi dalam negeri  seperti kebijakan BBM  satu harga, amendemen kontrak seluruh pemegang Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B),  kepastian pengelolaan blok-blok raksasa seperti Blok Masela, Blok  Mahakam dan Rokan.

Rasio elektrifikasi yang terus meningkat dan telah mencapai 98,81% atau telah meningkat 14,5% dalam 5 tahun terakhir.

“Seharusnya dalam menyusun kabinet jilid II  ini Pak Jokowi  bisa lebih leluasa dan tanpa beban. Tetapi dari pengamatan kami sepertinya beliau justru lebih tersandera karena  banyak tekanan, ” ujar Iwan

Adanya tekanan dari konsep proporsionalitas bagai-bagi kue yang adil diinternal partai koalisi, landasannya bisa dari kuantitas perolehan suara partai. Tekanan lain yakni kekuatan opisisi yang coba yang kini merangsek kekuasaan.

“Seharusnya Presiden Jokowi fokus mencari pembantu yang dapat mewujudkan Visi Misinya. Yang tentu sangat berbeda dengan rivalnya. Pertarungan sangat keras, kami menyebut seperti minyak dan air tidak akan bisa bersatu. Kami khawatir ini justru menjadi duri dalam daging di kabinet kerja jilid II,” tutup Iwan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button