kaum milenial bukan sekedar kaum muda, tapi anti tesis dari kaum kolonial.
Bagai melihat batu cadas yang melambangkan semangat perjuangan manusia liat, ulet dan idealis dari kaum muda yang ingin bersatu, begitu dramatik dan memukau segenap panca indra. Bagiku, itulah Sejarah Sumpah Pemuda.
Kuberanikan diri untuk berbaur menemui mereka yang bukan satu bahasa bukan satu budaya bukan satu suku bukan satu daerah bahkan bukan satu darah.
Karena aku belajar dan percaya pada era, persaudaraan dan Sumpah Pemuda
yang merupakan anugerah dariNya untuk kita anak bangsa.
Sungguh kita adalah saudara dan kita adalah satu.
Kebersamaan alami tanpa bias ditengah perbedaan, namun saling memahami, adalah keindahan tiada tanding dan menjadi ruh benteng spirit kita selama ini, terima kasih
Siantar…menguji tekad para millenial pada ketebalan Sumpah Pemuda.
Senin, 28 Oktober 2019
Poetry By El President BOMS : Erizal Ginting, SH
