Pandemi COVID 19 di Indonesia kian merajalela dari jumlah kasus yang terus menerus melonjak membuat kepanikan tersendiri bagi masa depan negara ini.
Dilansir dari halaman resmi kemkes.go.id jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia kian melonjak hingga Jumat (29/5/2020), terdapat 25.216 kasus positif Dari jumlah tersebut, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 6.492 dan 1.520 orang meninggal dunia,terjadi kenaikan sebesar 678 kasus selama 24 jam terakhir. Data tersebut diperbarui dan mengalami kenaikan setiap harinya sungguh ini adalah angka yang sangat fantastis.
Mengingat jumlah kasus pandemi yang enggan berhenti dan terus membumbung tinggi tentu pertanyaan yang muncul adalah apa sebenarnya akar dari permasalanya, apakah sikap pemerintah yang terlalu lalai atau masayarakat yang tampak kian sepele menanggapi persoalan yang sedang di hadapi negara sekarang?
Beberapa kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah tampaknya belum membuahkan hasil, nyatanya penambahan kasus COVID 19 di Indonesia sendiri melonjak begitu cepat setiap harinya.
Baru-baru ini pemerintahan DKI Jakarta diikuti daerah lainya melakukan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) untuk meminimalisir penyebaran Covid-19, namun kebijakan tersebut khususnya daerah DKI Jakarta menuai tanggapan positif maupun negatif.
Dikutip dari salah satu lembaga survei, seperti RTK (Roda Tiga Konsultan) dan menurut kata direktur eksekutif RTK, Kahfi Siregar, menyatakan hasil survei tentang angapan masyarakat terhadap penanganan panndemi COVID-19′ di Indonesia menghasilkan 35,5 persen masyarakat menganggap kebijakan PSBB kurang tegas selain itu 51,4 persen masyarakat menyatakan PSBB merupakan kebijakan yang tepat untuk mengatasi virus corona.
Selama diberlakukanya PSBB tidak sedikit masyarakat Indonesia melakukan pelanggaran, dimana jelang berakhirnya masa Pembatasan Sosial Berskala Besar seperti disalah satu daerah, di Malang Raya, tim Operasi Gabungan masih menemukan masyarakat yang melanggar peraturan.
Salah satunya terdapat kasus pelanggaran yang dilakukan warga di salah satu cafe kawasan Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, siang (Rabu, 27/5/2020). Petugas Satpol PP kota Malang mengamankan seorang warga, mirisnya warga yang di amankan tersebut memiliki suhu badan mencapai 38,9°celcius. Menurut informasi, yang bersangkutan masih dengan santai nongkrong di area kafe bersama teman-temanya.
Hal ini membuktikan kurangnya keperdulian masyarakat dalam menanggapi pandemi COVID19 yang telah mewabah di seluruh penjuru dunia ini.
Anggapan sepele dari masyarakat tentu dapat memperlambat proses penanggulangan COVID19 di Indonesia.
Mungkinkah penangan pemerintah terlalu lalai dan kurangnya ketegasan dalam membuat aturan juga sanksi bagi para pelanggar membuat banyak warga masih merasa acuh dan tak perduli terhadap permasalahan ini.
Kebijakan pemerintah pun tak akan berguna jika tidak dibarengi sikap kepedulian masyarakat itu sendiri yang masih menganggap sepele permasalahan ini, sangat dibutuhkan kerjasama yang kuat antara pemerintah dan warga Indonesia dalam mengatasi persoalan Covid-19.
Jika pemerintah membuat kebijakan dengan peraturan dan sanksi yang lebih tegas, juga diiringi kepedulian dan aksi nyata warga, bisa saja Indonesia segera melewati pandemi Covid-19 dengan cepat.
Oleh : Rosti Indah Manik, SE, Alumni Universitas Simalungun