Beritapekerja.com,|- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meyakini ledakan di pos polisi di depan gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, tidak aka berdampak panjang bagi sektor ekonomi, khususnya terhadap pariwisata dan kepercayaan investor.
“Tentu dalam jangka pendek akan ada dampaknya (bagi pariwisata), tapi dalam jangka menengah dampaknya akan berkurang,” katanya saat ditemui usai Dialog Kebangsaan Paradigma Baru Pengelolaan Sumber Daya untuk Kesejahteraan Rakyat di Jakarta, Kamis.
Mantan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu menilai ledakan bom serta adu tembak tersebut juga tidak akan menggangu kepercayaan investor yang menanamkan modal ke Indonesia.
Ia juga membantah jika kejadian tersebut dilakukan untuk merusak iklim investasi di Indonesia sehigga membuat investor enggan menanamkan modal di Tanah Air.
“Saya kira ada dampaknya, tapi dengan berjalan waktu tentu akan berkurang. Kita kan juga pernah mengalami bom di Marriott, misalnya, mula-mula memang terasa sekali dampaknya. Apalagi waktu itu ada korbannya orang asing. Tapi setelah berapa lama tentu akan berkurang dampaknya,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pariwisata merupakan sektor yang paling sensitif terdampak isu keamanan seperti kejadian ledakan bom.
“Pariwisata itu hubungannya linear dengan isu keamanan. Kalau isu keamanan naik 10 persen atau artinya aman, pariwisatanya juga naik 10 persen,” katanya.
Sektor perdagangan, lanjut Arief, juga terdampak atas isu keamanan tersebut meski tidak separah pariwisata.
Selanjutnya, investasi menjadi sektor yang paling tidak sensitif terhadap perkembangan isu keamanan.
“Jadi istilahnha kalaubisu keamanan naik 10 persen, investasi hanya naik 1 persen. Begitu pula kalau turun 10 persen, akan turun 1 persen. Jadi yang paling sensitif itu pariwisata karena bisa positif dan negatif,” katanya.
Kendati akan terpengaruh atas isu ledakan bom di depan Sarinah, Arief mengaku belum bisa memprediksi penurunan potensi wisata setelah kejadian tersebut.
“Harus dihitung berdasarkan Index Country Image, kalau karena sesuatu indeks kita turun 20 persen, pariwisata akan turun 20 persen kalau tidak segera di-‘recover’ (perbaiki),” katanya. (*)
Editor : Joko Nugroho
Sumber:sumbar.antaranews.com