Siantar | BeritaPekerja.com – Setelah sebelumnya massa pendukung Surfenov Sirait-Parlin Sinaga (Surfenov-Parlin) berunjuk rasa disertai dengan aksi Membakar Ban pada Selasa (11/10/2016) di depan kantor KPUD Pematangsiantar yang berakhir bentrok dengan pihak kepolisian dan mengamankan tiga orang pendukung Surfenov-Parlin. Massa pun kembali berunjuk rasa pada Rabu (12/10/2016).
Unjuk rasa yang dilakukan kali ini masih tetap dipimpin oleh Sabar Sirait selaku Koordinator Aksi yang sebelumnya ditangkap pihak kepolisian polres Pematangsiantar, namun sudah dilepas pada hari itu juga. Aksi yang dilakukan pada hari ini merupakan lanjutan atas perlawanan massa terhadap putusan Mahkamah Agung (MA) yang telah menyatakan bahwa pasangan Surfenov-Parlin tidak dapat ikut serta dalam Pilkada di kota Pematangsiantar.
Dalam orasinya Sabar Sirait mengungkapkan kekecewaanya terhadap putusan MA yang terkesan tidak memihak kepada rakyat serta telah melakukan deskriminasi, dimana MA ataupun KPU telah mengambil hak rakyat untuk dapat memilih pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota yang mereka usung.
Sabar juga menambahkan dengan adanya putusan ini akan semakin membuat kota Siantar dalam keadaan tidak kondusif, dikarenakan kedepan ribuan massa pendukung Surfenov-Sirait akan melakukan boikot apabila Pilkada tetap dilaksanakan dan mereka akan memilih Golput, “Kita akan boikot Pilkada di kota Siantar dan memilih untuk Golput apabila pasangan Surfenov-Parlin tidak ikut serta dalam Pilkada kota Siantar”, teriak Sabar.
Unjuk rasa yang dilakukan kali ini berbeda dari yang kemarin, setelah sebelumnya melakukan aksi membakar ban, massa yang berjumlah ratusan orang kali ini malah memberikan hadiah kepada KPUD Pematangsiantar yakni berupa celana dalam wanita dan BH (Bra).
Hadiah itu diberikan oleh Tiga wanita pengunjuk rasa yang diambil dari dalam tas mereka dan kemudian diletakkan di depan pintu masuk kantor KPUD Pematangsiantar. Ketiga wanita itu selanjutnya memampangkan celana dalam dan BH sembari meneriakan kata-kata, “Ini hadiah spesial untukmu KPU, Banci kau KPU, takut kalian kalau Surfenov-Parlin ikut dalam Pilkada,” teriak ketiga wanita itu.
Melihat aksi tersebut sejumlah petugas Kepolisian dengan sigap langsung menghampiri mereka dan segera memerintahkan anggotanya untuk mengambil celana dalam dan BH tersebut agar segera disingkirkan untuk mencegah hal yang tidak dinginkan dan meminta massa tetap kondusif.
Saat diwawancarai oleh Wartawan BeritaPekerja.com Sabar Sirait mengatakan, “Hadiah itu adalah sebagai bentuk kekecewaan kami terhadap KPUD Pematangsiantar yang dengan sengaja menjegal pasangan Surfenov-Parlin untuk ikut dalam Pilkada kota Pematangsiantar, ungkap Sabar
Kemudian Sabar juga meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan untuk mengusut anggaran yang telah digunakan oleh KPUD Pematangsiantar. “Kami minta kepada KPK agar mengaudit anggaran yang telah di gunakan KPUD Pematangsiantar sebelum penundaan Pilkada, karena yang mereka pakai itu adalah uang rakyat, jadi tolong agar segera di usut tuntas anggaran itu,” pungkas Sabar sembari menutup pembicaraan.
Massa akhirnya pun membubarkan diri dengan tertib, namun mereka berjanji akan terus melakukan aksi unjuk rasa ini di depan kantor KPUD Pematangsiantar sampai apabila Pilkada kota Pematangsiantar benar-benar dilaksanakan, dan akan mendatangkan jumlah yang lebih banyak lagi.
Penulis : Hanz