BeritaPekerja.com | Riau – Ketua Jaringan Masyarakat Muslim Membangun (JM3) Wilayah Riau, Armansyah meminta masyarakat Riau untuk bisa menyaring berita dan tidak mudah percaya dengan informasi yang banyak tersebar di media sosial.
Hal ini disampaikan Armansyah untuk menyikapi berbagai informasi hoaks yang semakin marak tersebar belakangan ini.
“Ada upaya masif dan sistematis untuk membuat masyarakat bingung dan gelisah dengan informasi tidak benar. Elit politik juga turut menyebarkan hoaks sehingga masyarakat dengan mudah percaya kepada apa yang dikatakan oleh para elit,” kata Armansyah di Pekanbaru,Jumat, 22 Februari 2019.
Armansyah mengingatkan bahwa informasi hoaks jika dikonsumsi secara terus menerus akan membuat rasa saling tidak percaya dan perpecahan di tengah masyarakat.
“Sejak sebelum kemerdekaan hingga saat ini, kita hidup dalam kemajemukan dan bergotong royong membangun negeri. Jangan sampai hoaks membuat kebersamaan kita selama ini menjadi renggang dan timbul rasa saling curiga,” ujarnya.
Untuk membangun narasi kebersamaan, JM3 Wilayah Riau secara rutin melakukan diskusi dan ngopi bersama generasi muda Riau. Kegiatan yang dimulai sejak bulan Februari ini bertujuan untuk mempererat komunikasi di antara generasi muda lintas agama dan suku.
Pada diskusi perdana JM3 Wilayah Riau yang dilaksanakan pada hari Rabu (13/2) di Pekanbaru, mantan Ketua Cabang PMII Pekanbaru, Jamiluddin Siregar mengatakan bahwa semangat kebhinnekaan harus terus digalakkan di tengah kalangan muda.
“Sebagai generasi masa depan bangsa, kita harus paham pentingnya arti kebersamaan tanpa harus melihat latar belakang suku, agama, dan ras. Karena dengan semangat kebhinnekaan, Indonesia saat ini menjadi bangsa yang merdeka, bermartabat, bisa berdiri tegak di hadapan bangsa-bangsa lain.
Generasi muda jangan sampai mengalami degradasi semangat kebhinnekaan karena bisa berbahaya untuk keutuhan NKRI,” kata Jamiludin dalam diskusi bertajuk ‘Membangun Negeri Dengan Semangat Kebhinekaan’.
Ketua ASPADA Pekanbaru, Amba Datu Lobo dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa pada masa kemerdekaan, para pejuang bersatu mengorbankan diri, keluarga, serta nyawa demi merebut kemerdekaan bangsa Indonesia.
“Para pejuang tidak melihat perbedaan sebagai tembok pemisah, melainkan menjadikannya sebagai kekayaan bangsa yang harus diperjuangkan. Kita harus belajar dari para pahlawan. Jangan mudah terprovokasi dengan isu yang belum tentu benar.
Kita harus lebih dewasa dan santun dalam menghadapi kondisi yang ada saat ini, khususnya menjelang Pemilu tanggal 17 April 2019. Apalagi dalam berwirausaha, tidak mengenal perbedaan agama ataupun suku, melainkan mengutamakan rasa saling percaya dan integritas,” ujar Amba yang juga merupakan penggerak wirausaha di Pekanbaru.
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Sahat Martin Philip Sinurat mengingatkan pentingnya membangun silaturahmi untuk menghilangkan rasa saling curiga. JM3 Riau diharapkan dapat menjadi jembatan dan menghubungkan kembali komunikasi yang mungkin sempat terputus di antara berbagai komunitas di provinsi Riau.
“Kehadiran JM3 Riau diharapkan menjadi oase bagi masyarakat yang haus akan rasa kebersamaan dan solidaritas. Semoga JM3 dapat berkolaborasi dengan berbagai organisasi lainnya yang sudah ada, demi menjaga dan merawat persatuan bangsa dengan semangat kebhinekaan,” pungkas Sahat yang juga merupakan pendiri Rumah Milenial ini (*)
Edito:Ags