BeritaPekerja.com – Jakarta – Sebanyak 500 ribu buruh bakal menggelar aksi dengan turun ke jalan pada peringatan hari buruh atau May Day yang akan jatuh pada Senin, 1 Mei 2017. Gerakan turun ke jalan ini akan dimotori oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
Dalam aksi itu, setidaknya ada beberapa isu yang akan dibawa para buruh. Tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, isu yang diusung tersebut adalah menolak upah murah bagi buruh, menghapus sistem alih daya dan pemagangan, serta adanya jaminan sosial.
“Hapus outsourching dan pemagangan. Berikan jaminan sosial dan tolak upah murah. Itu isu yang akan kami bawa dalam aksi nanti,” kata Presiden KSPI Said Iqbal di Jakarta, Jumat (28/4/2017).
Menggarisbawahi mengenai penghapusan outsourching dan pemagangan, Said menilai pemagangan saat ini dianggap tidak adil. Ketidakadilan ini karena para buruh magang hanya diberikan uang transpor dan tidak mendapatkan gaji.
Selama ini dalam realisasi, Said menilai pekerja magang itu memiliki kinerja yang tidak berbeda dengan para buruh yang berstatus sebagai karyawan tetap. Oleh karena itu, mereka harus mendapatkan hak yang sama.
Mengenai tuntutan upah murah, Said Iqbal menilai upah buruh yang saat ini belum sesuai yang diharapkan. Masih banyak komponen penetapan pengupahan yang belum dipenuhi pemerintah.
Penetapan kenaikan upah bagi buruh juga dinilai masih rendah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi tidak memberikan dampak bagi kenaikan upah para buruh.
Sedangkan mengenai jaminan sosial, KSPI meminta pemerintah untuk bisa meningkatkan jaminan sosial bagi para buruh. “Buruh meminta uang pensiun sebesar 60 persen dari upah. Selain itu juga dituntut kesehatan gratis bagi seluruh buruh Indonesia,” ujar Said Iqbal. (Yas/Gdn)
Liputan6.com