Oleh : Robert Nababan
Ketua DPD Jaman Sumut
Dahulu di era awal tahun 2000-an kita menolak dan melawan revolusi hijaunya Soeharto yang merupakan turunan dari kebijakan Amerika Serikat yang mendorong penggunaan pestisida, pupuk kimia dan bibit rekayasa genetik. Karena mereka paham efek yang sangat buruk pada kesehatan dan kekuatan tanaman terhadap serangan penyakit.
Faktanya ketergantungan akan pupuk, obat-obatan produk kimia terhadap petani membuat petani sekarang benar-benar menjadi konsumen produk-produk kimia yang setelah diteliti menjadi sumber berbagai jenis penyakit.
Bahan penggunaan MSG juga pada makanan melemahkan kemampuan otak manusia dalam berpikir yangmana telah dikonsumsi oleh kita, tapi tidak oleh mereka (AS, Eropah, Jepang ).
Generasi kita di cetak gen otaknya menjadi lemah. Dan mereka asyik dengan makanan yang non kimia (organik).
Monsanto adalah sebuah perusahaan multinasional Amerika Serikat yang bergerak dibidang Agrikultur. Produk pertanian yang dihasilkannya adalah herbisida (asam 2, 4- diklorofenoksiasetat, herbisida lasso, ramrod, roundup, dll) dan benih tanaman transgenik, seperti jagung dan kapas.
Sebagai pelopor revolusi hijau sudah hancur di negeri maju karena terbukti sangat merusak kesehatan dan bibit tanaman semakin rentan terhadap penyakit.
Baca : Sejarah Hitam Monsanto
Contohnya bibit jagung lokal yang dulu bisa diproduksi sendiri oleh petani sekarang menjadi beli karena bibit yang ada tidak dapat lagi dijadikan indukan karena rekayasa genetiknya.
Walau hasil lebih banyak sedikit dari yang lokal tapi mau tidak mau jadi beli bibit produk pabrikan secara umum. Jadi petani kita menjadi ketergantungan dengan itu, juga produk makanan lain.
JAMAN (Jaringan Kemandirian Nasional) sebagai pelopor kemandirian pangan bisa menjadi motor kedaulatan pangan yang hygenenis dari senyawa kimia yang merusak.
Jadi tidak heran umur manusia rata-rata di negeri kita semakin singkat hidupnya dan dibunuh pelan-pelan oleh kimia buatan mereka. Kini saatnya membangun gerakan PANGAN ORGANIK untuk kesehatan rakyat dan bangsa Indonesia.